Opini

Persiapan Konsolidasi Pilsang Vahuta (Bagian 1)

Foto Ilustrasi

Penulis : Farid Mamonto (Ketua TMB Teras Inomasa)

BOLMUT | BIPOST.ID | Lumrah saja setiap 6 tahun sekali pesta demokrasi selalu digelar di Desa, begitu juga ditempat saya berdomisili, Desa Vahuta yang ku Cinta.

Agenda yang dilaksanakan 6 tahunan sekali semakin ramai dibicarakan jika mendekati Pemilihan Sangadi (Pilsang). Konsolidasi Calon Sangadi (Kepala Desa) ke Masyarakat Desa itu menjadi hal biasa. Iya, biasanya membicarakan kepentingan Rakyat memang selalu musiman.

Tapi apa iya? Iyalah! Membicarakan Visi-Misi Desa, akan saya buat begini, buat begitu, dan macam-macam diksi menarik lainya untuk memikat hati Rakyat.

Saya bukanya pesimis dengan hal itu, tidak. Sekali lagi, saya tidak pesimis. Hanya saja, saya ingin benar-benar melihat Desa yang sangat sarat akan potensi, baik potensi Sumber Daya Alamnya (SDA) dan sumber Daya Manusianya (SDM) itu benar-benar jatuh ketangan yang “tahu dan paham” harus dikemanakan arah pembangunan Desa. Tidak hanya terpaku pada “pembangunan beton” tetapi, bagaimana membangun iklim desa yang harmonis, jauh dari kemiskinan, masyarakat yang sehat, dan pendidikan yang dapat diakses oleh semua warga Desa.

Baca juga : Kisah Inspiratif, Penyandang Keterbelakangan Kuliah Gunakan Kursi Roda

Masalah yang sudah kian kompleks saat ini, tolong jangan sampai diperumit lagi oleh karena kita salah bersikap, dan mengambil keputusan yang keliru.

Saya secara pribadi, sudah muak diledek oleh teman-teman sebagai warga “Desa Tertinggal” padahal, menurut saya, Vahuta mempunyai banyak hal yang tidak dimiliki oleh warga Desa lain, diantaranya adalah potensi pertanian dan geliat UMKM masyarakat Vahuta. SDA dan SDM nya sudah sangat tersedia.

Kita adalah penentu

Untuk lovuka, pini’ita, usato, vova, lola’i momata kampungo vahuta ayolah pergunakan momentum ini untuk tidak saja membicarakan kepentingan 5 tahun kedepan, tetapi untuk sepanjang hayat.

Hajat ini kitalah (Rakyat) yang menjadi penentu, bukan uang, apalagi janji palsu. Jangan sampai tergadaikan cita-cita kesejahteraan kita dengan embel-embel palsu.

Saya pernah berdiskusi dengan tokoh Adat Bintauna tentang bagaimana sebenarnya idealnya pemimpin Desa, beliau menyebutkan, “dialah yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki garis bebet dan bobot yang patut untuk dicontoh, selanjutnya adalah dia yang paham tentang bagaimana Adat Momata Vintauna”.

Sengaja saya comot sepenggal diskusi itu, agar tidak menimbulkan pertanyaan saya bersama calon yang mana. Kali aja saya mencalonkan diri kan repot, pasti terpilih. Heheheeee… becanda .

Jurnalis : Farid Mamonto

Back to top button